Monday, July 27, 2015

107 Tokoh Indonesia Masuk Daftar Terget Teroris

Sediktinya 107 tokoh di Indonesia masuk dalam daftar target pembunuhan teroris karena dinilai memiliki hubungan dengan Yahudi. Di antara daftar itu, Ketua Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Absar Abdhalah, Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) Gories Mere, Ketua Umum Pemuda Pancasila yang juga Ketua Umum Partai Patriot Japto S Soerjosoemarno, dan musikus Ahmad Dhani termasuk di dalamnya.

Seperti dikutip dari Suara Merdeka CyberNet dabn Republika.co.id, Jumat (18/3/2011), pengamat teroris dari Universitas Indonesia (UI), Al Chaidar, mengatakan, 107 tokoh yang masuk dalam daftar teroris tersebut terdiri dari sejumlah petiggi TNI dan Polri, politisi, dan pengusaha. Bahkan almarhum Nur Cholis Madjid juga pernah masuk daftar ini, tapi batal.

"Yang saya tahu, daftar itu sudah dibuat sejak tahun 2002," kata dia seraya menambahkan, nama pengusaha yang masuk dalam daftar di antaranya Tomy Winata.

Dalam dialog di Metro TV, Kamis (17/3/2011) malam, terungkap kalau Ulil telah diincar teroris sejak 2004. Selama ini memang ada indikasi kalau Ulil merupakan kaki tangan Zionis di Indonesia, karena meski beragama Islam, keponakan Abdulrahman 'Gus Dur' Wahid ini memiliki pandangan-pandangan yang bersebrangan dengan pandangan ke-Islam-an umumnya yang berlaku di Indonesia. Bahkan bagi kalangan Salafiyah tertentu, Ulil sudah dianggap di luar Islam. Dan asal tahu, liberalisme merupakan salah satu jargon yang diciptakan Perkumpulan Theosofi, perkumpulan yang dibentuk Freemasonry pada 17 November 1875 di New York, untuk merusak agama dan tatanan hidup masyarakat.

Parahnya, pandangan liberalis Ulil tidak hanya sebatas soal-soal pluralisme, tetapi juga pada soal-soal kewahyuan, kenabian, dan juga tentang ketentuan syariat yang dalam dunia Islam sudah dianggap baku. Soal Jilbab misalnya, Ulil memiliki pandangan yang cukup radikal bersebrangan, karena jilbab dan jubah bagi Ulil adalah syraiat kontekstual yang berbasis pada kultur Arab, dan tidak perlu diikuti secara mutlak oleh kultur-kultur lokal budaya kaum muslimin di belahan bumi lain, termasuk Indonesia.

Bagi Ulil, pesan Islam atas busana Muslim adalah busana yang pantas dan sopan, meski beberapa hadis Nabi Muhammad SAW sendiri telah memberikan batasan yang jelas dan nyata. Pada bagian-bagian seperti inilah, Ulil, bagi kelompok-kelompok tertentu bukan dianggap kaum intelektual muslim yang berpikiran maju, tetapi sudah dianggap sesat.

Ulil menerima bom yang dikemas dalam sebuah buku setebal sekitar 700 halaman, pada Jumat (11/3/2011) melalui Kantor Berita Radio (KBR) 68H, Utan Kayu, Jakarta Timur. Modusnya, si pengirim bom yang pada sampul bom buku tersebut tertulis bernama Drs. Sulaiman Azhar, Lc dan beralamat di Jalan Bahagia Gg Panser No. 29, Ciomas, Bogor, Jawa Barat, dalam surat yang disertakan bersama bom itu mengaku sedang menulis buku berjudul "Mereka Harus Dibunuh Karena Dosa-dosa Mereka Terhadap Islam dan Kaum Muslimin", dan meminta Ulil membaca serta membuatkan kata pengantar karena buku itu akan segera diterbitkan.

Richard, pegawai KBR 68 H, curiga dan memanggiil polisi yang segera saja meuluncur ke lokasi dan kemudian menghubungi Tim Gegana Mabes Polri. Namun karena Gegana tak kunjung datang, polisi membuka dan memeriksa sendiri paket tersebut, dan meledak (selengkapnya KLIK DI SINI). Tiga orang luka dalam kejadian ini, di antaranya Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dody Rahman yang ikut membuka dan memeriksa paket itu. Jari lengan kiri Dody luka parah.

Gories Mere dan Japto menerima bom dalam bentuk yang sama dengan Ulil, bom dalam bentuk buku, pada hari yang sama, yakni Jumat (11/3/2011). Bom untuk Gories, petinggi Polri yang ikut membidani lahirnya Unit Densus Anti Teror Mabes Polri, dikirim ke kantor BNN di Cawang, Jakarta Timur. Bom untuk Ahmad Dhani dikirim pada Selasa (15/3/2011) namun baru dibuka Kamis (17/3/2011). Bom dikirim ke kantor Republik Cinta Management (RCM), studio milik Dhani yang beralamat di Pondok Indah.

Seperti halnya Ulil, modus pengirim bom juga berpura-pura sedang menulis buku dan meminta mantan suami penyanyi Maia Istianty itu agar membaca dan kemudian memberikan pendapatnya. Hanya saja 'buku' yang diberikan kepada Dhani berjudul 'Yahudi Militan'.

Baik Gories, Japto maupun Dhani, lolos dari sasaran pembunuhan karena curiga pada paket yang diterima, sehingga oleh Gegana, bom-bom itu diledakkan ditempat aman. Bom untuk Dhani diledakkan di lahan kosong di kawasan Pondok Indah, tak jauh dari studio dan rumahnya.

Chaidar menegaskan, para tokoh yang masuk daftar target pembunuhan teroris tersebut dinilai sebagai orang yang punya hubungan dengan Yahudi dan Amerika.

Menyikapi hal ini, Polri hingga kini masih terus memburu para pelaku, namun mengalami kesulitan karena alamat serta nama-nama pengirim paket bom buku itu ternyata palsu. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, bahkan pada Kamis (17/3/2011) mengatakan, kalau untuk dapat mengungkap pelaku, pihaknya membuat sketsa wajah orang-orang yang mengantarkan paket bom itu kepada para penerimanya, serta akan memeriksa si para penerima sebagai saksi.

Seperti diberitakan VIVAnews, Jumat (18/3/2011), Dhani mengaku siap diperiksa karena selain merasa dirugikan atas tudingan sebagai agen Zionis, juga karena merasa keamanan dia dan keluarganya terancam.

"Kalau tidak ada saya, anak-anak nanti gimana?" ucap Dhani.

Dhani bahkan mengaku, saat diperiksa dirinya akan membawa buku yang menuduhnya sebagai agen zionis. Buku yang dimaksud adalah buku berjudul "Fakta-Fakta Yahudi di Indonesia".

"Sebagai bukti kalau pelaku mungkin korban dari gosip yang memfitnah saya. Saya laporkan siapa pengarangnya, yang mengatakan saya agen Yahudi, juga yang mengatakan saya kafir," ucap Dhani. 


Tags: #TommyWinata #TomyWinata #TomiWinata

No comments:

Post a Comment