Monday, July 27, 2015
Jembatan Selat Sunda Tiru Jembatan Cina
VIVAnews- Jembatan Selat Sunda (JSS) menggunakan teknologi generasi ketiga dengan karakteristik pilon yang relatif fleksibel, dan dek jembatan yang bentuknya sangat aerodinamis. Jenis teknologi ini sudah diterapkan dalam pembuatan Jembatan Xihoumen di China.
Menurut Direktur Utama PT Bangungraha Sejahtera Mulia Agung Prabowo, ada tiga teknologi dalam pembuatan jembatan. Pertama, jembatan lebih berat, dengan ketebalan landasan mencapai 15 meter. Kedua, jembatan dengan ketebalan landasan 10 meter atau tidak terlalu berat. Ketiga, jembatan yang didesain lebih ringan, dengan ketebalan 5 meter.
"Karena bentangnya sangat panjang, dan strukturnya tidak terlalu tebal, maka dipilih generasi ketiga," ujar dia kepada VIVAnews.com.
Jembatan-jembatan yang menggunakan teknologi generasi ketiga saat ini adalah Jembatan Xihoumen di China dengan panjang bentang 1.650 meter yang sedang dibangun, dan J. Messina di Italia dengan panjang bentang 3.300 meter.
Diperkirakan biaya konstruksi JSS mencapai kisaran US$9,5-10,4 miliar. Itu tidak termasuk biaya pembebesan lahan, biaya konstruksi prasarana pendekatnya, biaya bunga, dan lain-lain.
Berdasarkan studi awal PT Bangungraha Sejahtera Mulia, JSS akan terdiri dari lima seksi. Seksi 2 dan 4 masing-masing berupa jembatan ultra panjang dengan panjang bentang utama 2.200 meter. Seksi 1,3, dan 5 berupa rangkaian jembatan kantilever seimbang (series of balanced cantilever bridges) dengan panjang bentang tipikal masing-masing 200 meter. Tinggi jembatan untuk tiang tertinggi dengan ukuran 400 meter. "Terdiri 108 buah jembatan kecil/kantilever" ujarnya. (kd)
Tags: #TommyWinata #TomyWinata #TomiWinata
Labels:
Tomy Winata
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment