Selasa, 23 Desember 2014, 12:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha pemilik Artha Graha Grup, Tommy Winata, Senin (22/12), menghadiri acara peringatan Hari Ibu yang digelar DPP PDIP, di Jakarta. Tommy hadir ke "kandang banteng" sekitar pukul 12.00 WIB dalam kapasitas sebagai pendiri Yayasan Artha Graha Peduli.
Artha Graha Peduli menjadi sponsor utama gelaran bazar sembako murah yang diadakan PDIP untuk 5000-an warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan dan sekitarnya. Acara diadakan di lapangan parkir yang berada persis di seberang kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Berdasarkan pantauan Republika, Tommy mengenakan kemeja putih, celana hitam, dan topi. Dia lebih banyak diam dan memilih "bersembunyi" dalam kerumunan warga ketimbang berbaur dengan elite-elite PDIP seperti Sekretaris Jenderal (plt) Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP Ribka Tjiptaning.
Seorang rekan Tommy dari Artha Graha terlihat berusaha mengajak Tommy bergabung dengan para elite PDIP. Ajakan itu disampaikan lewat lambaian tangan dari podium tempat para elite PDIP berkumpul. Namun, ajakan itu ditolak Tommy dengan isyarat lambaian tangan.
Rekan itu akhirnya berusaha mendekat ke tempat Tommy berada. Setelah sedikit dipaksa, Tommy akhirnya mau bergabung dengan elite PDIP. Dia membuka topi dan bersalaman.
Selang 15 menit kemudian, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hadir di lokasi bazar menggunakan mobil jenis MPV kelas premium berwarna hitam. Kehadiran Megawati langsung mendapat sambutan meriah dari warga. Tommy juga memberi salam kepada Megawati dan menunjukan sikap takzim dengan membungkukkan badan.
Kehadiran Megawati menjadi tanda dibukanya acara. Pembawa acara langsung meminta Tommy menyerahkan bantuan simbolis kepada salah seorang warga yang disaksikan langsung oleh Megawati. Seusai penyerahan simbolis tersebut, Tommy pun mengajak Megawati melihat-lihat beberapa bazar Artha Graha Peduli.
Setelah rangkaian acara tersebut, Tommy dan Megawati melakukan pertemuan di salah satu ruangan di kantor DPP. Namun, isi pertemuan tak diketahui karena berlangsung tertutup. Seusai pertemuan itu, Tommy meninggalkan acara di DPP dengan mobilnya.
Tak bicara proyek
Sekretaris Jenderal (plt) DPP PDIP Hasto Kristiyanto memastikan keterlibatan Bos Artha Graha Grup Tommy Winata dalam acara bazar sembako murah di "kandang banteng" tidak terkait lobi proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang dihentikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia mengingatkan Tommy untuk tidak memanfaatkan PDIP untuk urusan bisnis.
"Pemerintah sekarang mengkaji ulang (JSS). Kami tidak melakukan lobi. Salah kalau melobi," kata Hasto kepada wartawan, di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selata, Senin (21/12).
Hasto mengatakan, PDIP bukan partai yang bisa diatur-atur oleh kepentingan tertentu. PDIP akan tetap menjadi partai berdaulat dalam mengambil keputusan politik. "PDIP tetap partai yang berdaulat penuh. Tidak bisa disetir oleh kepentingan tertentu," kata Hasto
Hasto mengatakan, tidak ada lobi bisnis yang dilakukan Tommy kepada PDIP. Dia menilai wajar keterlibatan Tommy dalam acara bazar sembako murah yang diadakan DPP PDIP dalam rangka memperingati Hari Ibu. "Di PDIP, rakyat ikut bergotong royong itu biasa. Yang dilarang, kerja sama menggunakan APBN," ujar Hasto.
Kepedulian Tommy dalam kegiatan sosial perlu dicontoh para pengusaha lain di Indonesia. Hasto mengatakan, PDIP akan selalu mendorong pengusaha nasional mengedepankan kepentingan nasional.
Pengamat politik Universitas Indonesia, Budiatna, mengatakan, pertemuan tertutup antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan pengusaha Tommy Winata bisa saja terkait kepentingan bisnis. Menurutnya, Tommy sengaja memanfaatkan posisi lemah Jokowi di hadapan Megawati. "Bisa saja Tommy menggunakan Megawati supaya Jokowi mengikuti kemauannya," kata Budiatna.
Budiatna mengatakan, praktik bisnis di Indonesia selalu memiliki kaitan dengan politik. Pun sebaliknya, praktik politik selalu berujung pada bisnis. Menurutnya, wajar jika kemudian Tommy melobi Megawati untuk kepentingan bisnisnya. "Di mana-mana memang begitu," ujarnya.
Jokowi harus berani membuktikan konsistensinya menghentikan proyek Jembatan Selat Sunda yang ditangani perusahaan Tommy. Sebab, menurutnya, proyek Jembatan Selat Sunda tidak sejalan dengan semangat Jokowi membangun tol laut yang mengandalkan moda transportasi air. "Kalau Jokowi tunduk pada keinginan Tommy melalui Megawati, dia hancur. Sama saja menjilat ludahnya membangun tol laut," katanya.
Sebelumnya, publik menilai kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) banyak dicampuri para ketua umum partai. Pengaruh para ketua umum partai hadir dalam penyusunan kabinet hingga pengambilan kebijakan pemerintah.
"Survei menyatakan, Jokowi dipengaruhi oleh sejumlah tokoh, seperti Megawati, Jusuf Kalla, dan Surya Paloh," kata Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi saat menyampaikan hasil surveinya kepada wartawan tentang Approval Rating Pemerintahan Jokowi-JK, di Jakarta, Ahad (21/12).
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dianggap paling berpengaruh besar dalam kebijakan Jokowi. Sebanyak 83 persen responden menyatakan, Megawati punya pengaruh terhadap Jokowi dalam menentukan kabinet dan kebijakannya. Kendati begitu, imbuh Hasan, masyarakat masih menilai positif dan wajar pengaruh para tokoh tersebut.
Namun, Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait membantah Megawati senang mengintervensi kebijakan-kebijakan Jokowi. Menurutnya, Megawati selalu menghormati posisi eksekutif yang diemban Jokowi sejak menjadi wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta, hingga presiden.
"Mbak Mega tidak pernah mengintervensi. Tapi, bahwa Jokowi menghormati Mbak Mega, itu iya, tapi dia bukan boneka," ujar Maruarar.ed: muhammad hafil
***
Silahturahim Tommy
1 November 2014
Tommy menemui Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Sukabumi, Jawa Barat. Tujuan pertemuan ini sebagai silaturahim karena Susi dan Tommy merupakan sahabat lama dan ucapan selamat karena Susi menjadi menteri.
*Kerja sama Susi dan Tommy:
- Kegiatan sosial peduli kelautan dan pelestarian pantai dan biota laut.
- Kerja sama membantu korban tsunami Aceh 2004 dengan mengerahkan pesawat. Yakni, Susi mengerahkan pesawat Susi Air dan Tommy mengerahkan pesawat Tranwisata Artha Graha Peduli.
- Dalam sebuah kesempatan, Susi menyatakan bahwa publik tak perlu mengkhawatirkan hubungannya dengan Tommy. Karena, Tommy termasuk orang yang bisa menjaga profesionalitas Susi sebagai seorang menteri.
3 November 2014
- Proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) yang dihidupkan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dibatalkan oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Adapun alasannya, proyek tersebut tak sesuai dengan visi kemaritiman Jokowi.
- Untuk diketahui, Pemerintahan SBY waktu itu menetapkan PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) melakukan studi kelayakan. Di GBLS, Tommy Winata dengan bendera anak usahanya, yakni PT Bangungraha Sejahtera Mulia, menjadi pemegang saham terbesar.
- Dalam sebuah kesempatan, Tommy mengatakan patuh terhadap keputusan resmi dari pemerintah.
22 Desember 2014
- Tommy Winata dan Megawati Soekarnoputri menghadiri kegiatan pasar sembako murah di Lapangan Parkir DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta.
- Pada kesempatan itu, Tommy dan Megawati juga melakukan pertemuan tertutup.
- Tommy mengaku tak ada yang khusus dari pertemuan itu. Bahkan, ia menyebut hanya makan siang bersama.
Sumber: Pusat Data Republika
Tags: #TommyWinata #TomyWinata #TomiWinata
No comments:
Post a Comment