BARANGKALI tak ada sinergi yang lebih dahsyat dari ini, terutama ketika
Soeharto masih kukuh di takhtanya: Tommy Winata yang piawai memutar
duit, Cendana sebagai pusat kekuasaan, serta militer yang menggenggam
senjata dan penjara. Dan hasilnya adalah sebuah roket bisnis yang
melesat ke awang-awang.
Bank Artha Graha :
Yayasan Kartika Eka Pkasi 40%
PT. Cerana Artha Putra 30%
PT. Karya Nusantara Permai 30%
Dewan Komisaris Komisaris Utama: Letjen TNI Sugiono
Wakil Komisaris Utama: Tommy Winata Komisaris: * Sugianto Kusuma * Brigjen TNI Rochdiat, M.M. * Santoso Gunara * Cecilia Limas
PT. Danayasa Arthatama
Yayasan Kartika Eka Pkasi 40%
PT. Tommy Winata 30%
Sugianto Kusuma 30%
Proyek:Sudirman Central Business District (SCBD) di Jakarta Nilai: US$ 3,2 miliar
PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo):
PT. Graha Jakarta Sentosa 22,5% : JIHD 95%
PT. Bimagraha Telekomindo 22,5% : Kongsi antara Bambang trihatmodjo, Bimantara & Artha Graha
PT. Telkom Tbk 22,5%
PT. Indosat Tbk 22,5%
Deutsche Telekom Mobil Funk 22,5%
Nilai total saham: US$ 2,34 miliar (Mei 1985).
Perusahaan
telekomunikasi yang paling komplet, termasuk jasa layanan satelit.
Bahkan juga jasa telekomunikasi dasar, yang menurut undang-undang hanya
berhak dilakukan PT Telkom.
Jakarta international Hotels &
Development (JIHD)* Pemilik Hotel Borobudur, Jakarta * Pemegang saham
mayoritas Discovery Hotels & Resorts, Jakarta * Melalui PT Graha
Jakarta Sentosa, JIHD menguasai 21,37 persen saham Satelindo
Tommy Winata 15,8%
Sugianto Kusuma 13,37%
Anawin Holding BV 10%
Pemerintah Republik Indonesia 1,33%
PT. Perhotelan & Perkantoran Indonesia 15,8%
Publik & Koperasi 57,8%
Tags: #TommyWinata #TomyWinata #TomiWinata
No comments:
Post a Comment