- Rencana pengambilalihan kedaulatan Indonesia (neoimperalism) komunitas cina Indonesia dibantu oleh para anteknya yakni faksi komunis, kristen dan katolik di PDIP serta sejumlah jenderal tua ambisius serakah terhadap NKRI melalui Presiden Boneka Jokowi ini nyata – nyata membahayakan dan sangat mengkhawatirkan masa depan dan keselamatan negara Indonesia.
Berikut ini kutipan bagian akhir dari artikel panjang berjudul Siapa Kau Sebenarnya Jokowi ? (02 Senin Jun 2014 Posted by Ronin Samurai).
***
Berdasarkan informasi yang kami terima,
sudah sejak lebih 3 tahun tahun lalu Jokowi dipersiapkan sejumlah
jenderal yang bergabung di PT Toba Bara Sejahtera, perusahaan yang
didirikan Luhut dan sejumlah pensiunan jenderal, untuk digadang – gadang
menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Presiden RI.
Untuk memuluskan rencana itu, Luhut
meminta anggota Tim Begawan, lembaga kajian bentukan Luhut, untuk
melakukan survei terkait wacana pengusungan Jokowi sebagai cagub di
Pilkada DKI Jakarta. Ternyata, Jokowi mendapat dukungan berarti dari
responden.
Luhut diketahui sering mengundang Jokowi
datang ke lantai 17 gedung Wisma Bakrie 2 Jalan HR Rasuna Said yang
merupakan kantor PT Toba Bara Sejahtera, perusahaan yang didirikan Luhut
bersama beberapa pensiunan jenderal TNI. Dalam setiang kesempatan
datang ke kantor Luhut, mereka berdiskusi dengan para pensiunan jenderal
kolega Luhut, antara lain Jend (Purn) Fachrul Razi mantan Wakil
Panglima TNI , mantan Sekjen Dephan Jend (Purn) Jhoni Lumintang, mantan
Kodiklat TNI Letjen TNI (Purn) Sumardi, Ketua Legiun Veteran Republik
Indonesia (LVRI) Mayjen TNI (Purn) Zaenal Abidin, mantan Ka BAIS Mayjen
(Purn) Ansyori Tadjudin. Jadi sebenarnya, Jokowi ini sudah lama
dipersiapkan menjadi ‘proxy’ sejumlah mantan jenderal yang ingin
berkuasa melalui Jokowi.
Bagaimana keterlibatan James Riady,
Edward dan Edwin Suryawidjaja, Hartono, Antony Salim, Tommy Winata dan
hampir seluruh konglomerat tionghoa, serta peran strategis Stanley
Berhard Greenberg sang ahli pollster dan konsultan politik nomor satu
dunia dalam pemenangan Jokowi pada pilkada DKI Jakarta dan dukungan
penuh mereka terhadap Jokowi sebagai capres pilpres 2014.
Benang merah keterlibatan Robert Budi
Hartono (pemilik grup usaha Bank BCA dan Rokok Djarum, keluarga terkaya
No. 1 di Indonesia versi majalah Forbes) dan keluarganya (Viktor, Martin
dan Armand Hartono) dalam mendukung Joko Widodo menjadi capres boneka
terlihat jelas pada kolusi antara Jokowi dengan salah satu perusahaan PT
Loka Niaga Adipermata (salah satu perusahaan milik keluarga Hartono) di
proyek pengadaan reklame Videotron Manahan, Solo, pada tahun 2008 lalu.
Surat dari PT Loka Niaga Adipermata
(LNA) kepad Walikota Solo Joko Widod pada tanggal 15 Desember 2008
tentang permohonan kesediaan LNA mengikuti lelang proyek Reklame
Videotron langsung diberi disposisi oleh Jokowi untuk segera dijawab dan
diberi atensi khusus oleh Kadispenda Solo Budi Suharta. Dan pada
tanggal 19 Desember 2008, Kadispenda Solo mengirim surat balasan kepada
LNA perihal Rekomendasi Untuk LNA didaftarkan sebagai Peserta Lelang
Terdaftar pada Pemerintah Kota Solo.
Kolusi Jokowi dan Hartono (LNA) itu
menghasilkan keputusan LNA sebagai satu – satunya peserta lelang
VIDEOTRON dan dinyatakan sebagai pemenang lelang, dengan melanggar semua
aturan perundang – undangan yang berlaku.
Bukti kedua keterlibatan keluarga
Hartono dalam penggalangan dukungan terhadap Jokowi sebagai presiden
boneka, terlihat pada saat Pilkada gubernur DKI Jakarta di mana staf
Hartono di Bank BCA yaitu Kevin Wu bersama Benny Chandra Ketua Persatuan
Tionghoa Indonesia, Lia Angraeni utusan Antoni Salim (Indofood / Salim
Grup), Jhonny Liem Ketua Asosiasi Pengusaha Elektronik Indonesia,
Hermawi Taslim, Rudi Hartono dan sekitar 50 pengusaha cina Indonesia,
pada 15 September 2012 berkumpul di Panini Cafe, Kuningan, Jakarta
Selatan dalam rangka penggalangan dana tambahan untuk pemenangan Jokowi
pada Pilkada Gubernur DKI Jakarta.
Pertemuan ini adalah pertemuan ketiga,
setelah sebelumnya mereka juga berkumpul dan telah mengumpulkan uang
ratusan miliar rupiah untuk membantu pemenangan Jokowi.
Muchtar Riady, James Riady, John Riady (Keluarga besar Riady)
Keterlibatan keluarga besar Riady
pendiri dan pemilik Grup Lippo dan Grup First Media pada rencana
menjadikan Joko Widodo sebagai capres boneka berawal dari permintaan
Luhut Panjaitan cs kepada James Riady untuk mempertimbangkan Jokowi
sebagai calon presiden yang dapat didukung karena profil Jokowi sangat
sempurna dalam memperjuangkan kepentingan mereka terkait pengembangan
bisnis, politik dan agama (kristen) di Indonesia. Jokowi yang tidak
memiliki nasionalisme dan patriotisme akan mudah dijadikan boneka bagi
para konglomerat dan mafia cina.
Peran James Riady sangat penting karena
status James Riady sebagai agen intelijen China (sama seperti Ayahnya :
Muchtar Riady), dan sekaligus merupakan teman karib Bill Clinton (mantan
presiden AS) serta anggota paguyuban elit Arkansas Connection, di mana
Bill dan Hilary Clinton sebagai tokoh utamanya di samping beberapa elit
politik AS, seperti John Kerry (Menlu AS), Rahm Emmanuel (Kepala Staf
Gedung Putih) Stanley Berhard Greenberg (konsultan politik nomor 1
dunia) dan lain lain sebagai anggota Arkansas Connection.
Keberhasilan Luhut Panjaitan dan
Hendropriono menarik James Riady menjadi pendukung utama Jokowi
memberikan kekuatan yang luar biasa untuk mewujudkan tujuan mereka :
Jokowi sebagai capres boneka.
Melalui James Riady, Stanley Bernhard
Greenberg dapat dilibatkan menjadi konsultan politik Jokowi. Greenberg
adalah konsultan politik, ahli strategi dan pollster nomor wahid dunia.
Berkat polesan Greenberg, Jokowi dapat diorbitkan menjadi ‘tokoh hebat’
dengan merekayasa sejumlah pemberitaan tentang Jokowi di jaringan media
internasional dan memanipulasi aneka ragam penghargaan – penghargaan
fiktif untuk Jokowi.
Greenberg merancang dan mengatur
skenario untuk menciptakan persepsi publik bahwa Jokowi adalah tokoh
hebat luar biasa dalam waktu singkat. Pembuatan film berjudul Sukarno
dan Jokowi juga dimaksudkan untuk membangun pencitraan hebat tentang
diri Jokowi, dan sebaliknya menghancurkan citra Bung Karno. Di film
Sukarno, digambarkan Bung Karno seperti seorang mata keranjang, play boy
dan berjiwa lemah. Jokowi direkayasa agar muncul dan mencuat menjadi
ikon politik baru menggantikan Bung Karno.
Mengenai biaya untuk pencitraan dan
popularitas palsu Jokowi, para konglomerat cina Indonesia termasuk para
konglomerat koruptor BLBI dan buronan Pemerintah RI. Konglomerat –
konglomerat koruptor BLBI di Singapura telah menyumbang untuk pemenangan
pilkada DKI sebesar US$ 50 juta (Rp 600 miliar) dalam dua tahap.
Dilanjutkan pengumpulan dana besar – besaran untuk mendukung pemenangan
Jokowi dalam pilpres 2014.
Luhut Panjaitan cs juga berhasil menarik
keluarga Suryawidjaya (mantan orang terkaya nomor 2 di Indonesia) untuk
bergabung bersama mereka mendukung capres boneka Jokowi. Keberhasilan
ini sangat berarti karena ada jaminan logistik (uang, jaringan bisnis
dan media.
Tidak kalah penting adalah bergabungnya
Sang Taipan, Toako (Kakak Besar) para konglomerat cina Indonesia yakni
Antoni Salim (putra Liem Sioe Liong, Salim Grup, mantan konglomerat
terkaya Nomor 1 di Indonesia).
Sinergi hampir seluruh kekuatan politik
dan bisnis komunitas cina Indonesia membuat Jokowi saat itu dijuluki
“unstoppable man”. ini juga yang akhirnya, dengan bantuan James Riady
agen intelijen China, mengantarkan PDIP bekerjasama dengan Partai
Komunis China (PKC) melalui program studi banding ke China dalam rangka
belajar dan merevitalisasi ideologi komunis dan persiapan pendirian
sekolah partai di Indonesia. Puluhan elit PDIP belajar ke PKC China
dalam tiga gelombang tahapan, sebelum akhirnya dihentikan karena
terbongkar ke publik dan mendapat banyak kecaman dari rakyat Indonesia
yang anti Komunis.
Kolaborasi komunitas cina Indonesia
kemudian menjadi hampir sempurna ketika kelompok bisnis dan jaringan
Tommy Winata juga bergabung dengan komunitas cina ini, mendukung rencana
besar konspirasi global menjadikan Joko Widodo sebagai capres boneka
mereka di Indonesia.
Unsur – unsur yang bersatu dalam
konspirasi global untuk menguasai Indonesia, selain PKC China, arkansas
connection, juga terdapat China Connection Dunia yang menyatakan
mendukung rencana Jokowi jadi presiden boneka. Salah satunya, adalah
Thaksin Shinawarta mantan PM Thailand yang juga konglomerat keturunan
cina terkaya di Thailand yang menyatakan dukungan kepada Jokowi melalui
mantan penasihat politiknya Liem Siok Lan atau Justani, mantan aktivis
ITB dan istri mayjen purn Suarip Kadi yang juga diketahui terkoneksi
dengan CIA.
Rencana pengambilalihan kedaulatan
Indonesia (neoimperalism) komunitas cina Indonesia dibantu oleh para
anteknya yakni faksi komunis, kristen dan katolik di PDIP serta sejumlah
jenderal tua ambisius serakah terhadap NKRI melalui Presiden Boneka
Jokowi ini nyata – nyata membahayakan dan sangat mengkhawatirkan masa
depan dan keselamatan negara Indonesia.
Secara ringkas, dapat dituangkan skema rencana mereka seperti gambar di bawah ini :
Tak kurang dari Menlu AS John Kerry,
Menlu Inggris William Hague, Ketua Hubungan Dagang Indonesia – AS David R
Greenberg dan Duta Besar Israel untuk Singapura Yeal Rubenstein,
menunjukan dukungannya kepada Jokowi. Sementara itu, Dubes AS untuk
Indonesia terus menerus mengamati perkembangan politik dan memberikan
laporan ke Washington DC terkait rencana besar konspirasi global
menjadikan Jokowi sebagai capres boneka.
Bagaimana dengan Australia? Melalui
Hendropriyono mantan Ka BIN yang diketahui terkoneksi sangat erat dengan
badan intelijen Australia, rencana mewujudkan Jokowi sebagai presiden
boneka mendapat dukungan Australia. Kepentingan mereka terkait Jokowi
adalah dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai negara sekuler dan
mengikis Islam sebagai agama mayoritas sekaligus indentitas diri. Jokowi
yang abangan dan tidak jelas keislamannya, dinilai sebagai sosok
presiden boneka yang ideal.
Joko Widodo terpilih sebagai tokoh yang
akan diorbitkan konspirasi global untuk menjadi presiden boneka
dikarenakan profil dan karakter Jokowi sempurna dijadikan boneka. Jokowi
diyakini setia dan bersedia sepenuhnya menjalankan dan mengamankan
kepentingan negara – negara asing, kelompok pendukungnya dan para
sponsonya bilamana dia terpilih menjadi presiden Indonesia.
Profile dan karakter Joko Widodo berdasarkan penilaian pihak Asing, Aseng dan Antek (konspirasi global) sebagai berikut :
Jokowi tidak memiliki sikap nasionalisme dan patriotisme
Jokowi tidak mempunyai jiwa dan semangat setia dan bela negara
Jokowi tidak punya visi dan misi terkait posisi dan sebagai jabatannya selaku pejabat negara
Jokowi telah terbukti sebagai sosok yang patuh, loyal, penurut dan bersedia menjalankan apa pun yang diarahkan oleh para pembina / mentornya, sejak tahun 2008 lalu
Jokowi merupakan aset yang sempurna bagi para sponsornya karena tidak memiliki intelektual yang tinggi, tidak punya visi terhadap negara
Jokowi bersuku Jawa yang secara tidak resmi dianggap sebagai syarat utama sebagai calon presiden RI
Jokowi merupakan tokoh sempurna untuk menjalankan skenario yang telah disiapkan oleh Stanley Benhard Greenberg
Jokowi tidak punya agenda atau kepentingan pribadi tersembunyi yang berbeda atau berlawanan dengan kepentingan para sponsor, pendukung dan donaturnya.
Jokowi merupakan wayang sempurna di mata para dalangnya
Jokowi tidak mempunyai jiwa dan semangat setia dan bela negara
Jokowi tidak punya visi dan misi terkait posisi dan sebagai jabatannya selaku pejabat negara
Jokowi telah terbukti sebagai sosok yang patuh, loyal, penurut dan bersedia menjalankan apa pun yang diarahkan oleh para pembina / mentornya, sejak tahun 2008 lalu
Jokowi merupakan aset yang sempurna bagi para sponsornya karena tidak memiliki intelektual yang tinggi, tidak punya visi terhadap negara
Jokowi bersuku Jawa yang secara tidak resmi dianggap sebagai syarat utama sebagai calon presiden RI
Jokowi merupakan tokoh sempurna untuk menjalankan skenario yang telah disiapkan oleh Stanley Benhard Greenberg
Jokowi tidak punya agenda atau kepentingan pribadi tersembunyi yang berbeda atau berlawanan dengan kepentingan para sponsor, pendukung dan donaturnya.
Jokowi merupakan wayang sempurna di mata para dalangnya
Bagaimana dengan tudingan bahwa Jokowi
terlibat korupsi proyek pengadaan bus Trans Jakarta dan bus reguler
tahun anggaran 2013 bernilai total Rp 1.5 triliun? Mari kita ungkap
fakta – fakta hukumnya.
Hasil investigasi membuktikan bahwa
Jokowi telah berbohong kepada rakyat Indonesia bahwa dirinya tidak
mengenal Michael Bimo Putranto, pelaku utama korupsi proyek bus trans
jakarta.
Bimo Putranto adalah putra mantan
Walikota Solo Slamet Suryanto yang digantikan Jokowi pada 2005 lalu.
Bimo Putranto adalah orang yang ditugaskan ayahnya walikota Slamet
Suryanto dan Ketua PDIP Solo FX Rudyatmo untuk mencari figur calon
walikota Solo pada saat menjelang pilkada Walikota Solo tahun 2004.
Status Slamet Suryanto sebagai tersangka
korupsi dan FX Rudyatmo yang pemeluk Katolik, menjadi penghalang bagi
kedua orang itu untuk maju sebagai calon walikota Solo pada 2005. Bimo
Putranto ditugaskan mereka untuk mencari sosok calon walikota yang akan
dijadikan boneka oleh kedua tokoh itu. Bimo berhasil menemukan Jokowi
dan membawanya kepada Slamet Suryanto dan Rudyatmo.
Kebohongan Jokowi kepada rakyat mengenai
keterkaitan dan hubungan eratnya dengan Bimo Putranto membuktikan
bobroknya moral dan integritas Jokowi.
Fakta – fakta lain dapat diuraikan sebagai berikut :
- Michael Bimo Putranto pemilik perusahaan yang ditunjuk sebagai pemenang dalam lelang proyek pengadaan bus TJ tersebut adalah pengusaha baru dikenal di lingkungan pemda DKI Jakarta. Sebelum tahun 2012 tidak ada pejabat DKI Jakarta mengenal Bimo Putranto, apalagi sampai menjadi rekanan dan ditunjuk sebagai pemenang lelang proyek pengadaan di Pemda DKI Jakarta.
- Berdasarkan kesaksian Udar Pristono mantan Kepala Dishub DKI Jakarta pada Berita Acara Pemeriksaan (BAP) disebutkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, pada tahun 2012 pernah memanggil Udar ke ruang kerja Gubernur. Setiba di ruang kerja Gubernur, Jokowi memperkenalkan Bimo Putranto kepada Udar. Selanjutnya, Udar diminta bantuannya oleh Jokowi untuk mengamankan kepentingan Bimo Putranto yang terkait dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
- Joko Widodo pada hari Senin, tanggal 23 Desember 2013 mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dalam rangka menyambut kedatangan 86 Bus Impor ex China, yang merupakan bagian dari total 657 unit Bus Impor dari China yang dipesan oleh Bimo Putranto, sahabat dekat dan timses Jokowi sejak di Solo dulu.
- Jokowi selaku Gubernur Jakarta pro aktif terlibat dalam permohonan pembebasan bea masuk dan penghapusan pajak penjualan barang mewah atas 656 bus (310 unit bus untuk Trans Jakarata dan 346 unit Bus Reguler) hingga nol persen, yang diajukan Jokowi secara resmi ke Menteri Keuangan.
- PT Ifani Dewi yang direkomendasikan Jokowi untuk ditunjuk sebagai pemenang lelang pengadaan bus TJ dan Reguler ternyata adalah perusahaan fiktif. menurut informasi yang diperoleh dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), PT Ifani Dewi tercatat memiliki alamat di Jalan Tebet Barat Dalam Raya Nomor 153 A, Jakarta Selatan. Saat dilakukan pencarian langsung ke lapangan, ternyata nomor 153 A tidak tercatat di wilayah Jalan Tebet Barat Dalam Raya. Ketika akhirnya ditemukan, kantor PT Ifani Dewi hanya berupa bangunan kecil dihuni dua orang pegawai.
Berdasarkan perkembangan pelaksanaan lelang, ada lima perusahaan yang menjadi pemenang, yakni :
- PT Korindo Motor dengan pabrikan China Yutong Bus, nilai kontrak Rp 113,856 miliar yang menggunakan nomor bus TJ 01-30.
- PT Ifani Dewi dengan pabrikan China Ankai, nilai kontrak Rp 110,520 miliar dengan nomer TJ 31-60
- PT Saptaguna Dayaprima dengan pabrikan China Ankai, nilai kontrak Rp 108,745 miliar Nomor bus TJ 61-90.
- PT Mobilindo Armada dengan pabrikan China Zhongthong Bus, nilai kontrak Rp 110,265 miliar
- PT Putriasi Utama Sari dengan pabrikan China BCIBus, nilai kontrak Rp 40,536 miliar.
Fakta Selanjutnya : Berdasarkan
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, setiap proyek yang bernilai di atas Rp 100 miliar harus
diketahui dan ditandatangani gubernur.
Sementara itu, Michael Bimo Putro
diketahui sebagai importir Bus yang didatangkan dari China tersebut, dan
merupakan salah satu dari perusahaan pemasok bus kepada lima perusahaan
yang telah ditetapkan sebagai pemenang lelang di Dishub DKI Jakarta.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta
(DTKJ) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, Michael Bimo Putranto pernah
mewakili Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menghadiri seminar tentang
penerapan sistem bus rapid transit(BRT) di Guangzhou, China, 31
Oktober-3 November 2013.
Menurut Tigor, Bimo Putranto merupakan
pria yang dekat dengan Jokowi. Ia merupakan makelar proyek pengadaan bus
berkarat transjakarta. Berdasarkan pengakuan Bimo dan Udar Pristono,
Bimo disebutkan sebagau utusan Gubernur Jokowi dan kenal dekat Pak
Jokowi.
Sebelumnya, Bimo memang mengakui jika ia
pernah berkunjung ke China menjelang akhir tahun lalu. Namun, kunjungan
tersebut bukan dalam rangka berkunjung ke pabrik bus Ankai di Hefei.
Ankai merupakan produsen bus transjakarta yang terletak di Hefei,
Provinsi Anhui.
Bimo Putranto disebut – sebut telah
memberikan mahar dan fee pada PDIP, tim sosial media pro Jokowi dan
putra sulung Jokowi, total sebesar Rp 40 miliar.
Meski demikian, hingga saat ini baru
empat pelaku korupsi yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh
kejaksaan agung. Joko Widodo, Bimo Putranto dan putra Jokowi, Gibran
Rakabuming belum ditetapkan sebagai tersangka. Diduga karena terkait
agenda pilpres pada bulan Juli 2014 mendatang.
Bimo Putranto juga adalah Ketua
Pasoepati, sebuah ormas preman di Solo yang memiliki keterkaitan erat
secara ideologis dengan Batalion Pasoepati, yang merupakan batolion
desertir TNI pada paska rasionalisasi TNI tahun 1950an. Batolion
Pasoepati lari dan bersembunyi ke pegunungan sekitar kawasan Boyolali,
Jawa Tengah setelah gagal menyerang markas Kodam Diponegoro. Batalion
ini kemudian menjelma menjadi Pasukan Tentara Merah yang menjadi
kekuatan inti PKI dan pelatih militer kader – kader PKI, terutama di
Klaten, Solo dan Boyolali atau kawasan segitigas basis PKI.
Keterkaitan Jokowi Dengan PKI
Benang merah hubungan Jokowi dengan
partai terlarang PKI tidak semata – mata keterkaitan eratnya dengan Bimo
Putranto Presiden Pasoepati, atau koneksi Jokowi dengan Hoo Hap, sebuah
organisasi cina komunis Solo (secara resmi Hoo Hap menamakan dirinya
dengan Orman PMS – Perkumpulan Masyarakat Surakarta), tetapi lebih dari
itu.
Karakter dan perilaku Jokowi yang
menghalalkan segala cara, berbohong, memalsukan jati diri dan buku
nikahnya, memfitnah, menyamar, bahkan menjiplak tulisan orang lain,
membuktikan Jokowi tidak peduli dengan moralitas dan integritas. Cara –
cara Jokowi ini mirip dengan modus atau gaya para tokoh PKI dulu.
Jokowi patut diduga adalah anak tokoh
PKI. Misteri menutup – nutupi siapa ayah kandung Jokowi sebenarnya dan
pengamatan intensif terhadap Sudjiatmi, ibu Jokowi, menghasilkan
kesimpulan bahwa Jokowi telah berbohong dan berusaha keras agar rakyat
tidak mengetahui latar belakang dirinya dan orang tuanya.
Sudjiatmi, ibu Jokowi berasal dari dusun
Gumukrejo, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, yang
dikenal sebagai daerah basis terkuat PKI era tahun 1955 – 1966. Karakter
yang ditunjukan oleh ibu Jokowi, Sudjiatmi bukanlah karakter ibu rumah
tangga miskin yang tidak tahu apa – apa, sebagaimana diakui Jokowi
selama ini, melainkan karakter seorang wanita aktifis. Siapa sebenarnya
Sudjiatmi ini?
Apakah mungkin seorang ibu rumah tangga
biasa, mampu mengerahkan dan menggerakan 3000 massa rakyat Boyolali
untuk pawai napak tilas Boyolali – Giriroto pada awal Juni 2014 lalu ?
Apa mungkin seorang ibu rumah tangga
biasa, seorang janda berusia 70 tahun mampu lancar berpidato di hadapan
ribuan massa dengan gaya berapi – api mengobarkan semangat massa seperti
layaknya seorang orator ulung ?
Apa mungkin dari mulut wanita biasa muncul kalimat – kalimat tidak biasa seperti :
“Saya bertekad akan gerilya keliling Indonesia untuk memenangkan Jokowi pada pilpres 2014″
“Saya percaya Jokowi pasti menang terpilih jadi presiden karena Jokowi adalah wahyu tuhan”
“Saya dan keluarga saya berasal dari
Giriroto, Ngemplak Boyolali. Dari sini semangat dan jiwa perjuangan
untuk kemenangan Jokowi sebagai presiden digelorakan !”
Siapa kau sebenarnya Jokowi ?
(Bagian akhir dari artikel panjang berjudul Siapa Kau Sebenarnya Jokowi ? /02 Senin Jun 2014 Posted by Ronin Samurai, http://yudisamara.com).
Tags: #TommyWinata #TomyWinata #TomiWinata
No comments:
Post a Comment