Monday, July 27, 2015

Rencana Dibalik Pencapresan Jokowi

  • Rencana pengambilalihan kedaulatan Indonesia (neoimperalism) komunitas cina Indonesia dibantu oleh para anteknya yakni faksi komunis, kristen dan katolik di PDIP serta sejumlah jenderal tua ambisius serakah terhadap NKRI melalui Presiden Boneka Jokowi ini nyata – nyata membahayakan dan sangat mengkhawatirkan masa depan dan keselamatan negara Indonesia.
Berikut ini kutipan bagian akhir dari artikel panjang berjudul Siapa Kau Sebenarnya Jokowi ? (02 Senin Jun 2014 Posted by Ronin Samurai).
***
Berdasarkan informasi yang kami terima, sudah sejak lebih 3 tahun tahun lalu Jokowi dipersiapkan sejumlah jenderal yang bergabung di PT Toba Bara Sejahtera, perusahaan yang didirikan Luhut dan sejumlah pensiunan jenderal, untuk digadang – gadang menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Presiden RI.
Untuk memuluskan rencana itu, Luhut meminta anggota Tim Begawan, lembaga kajian bentukan Luhut, untuk melakukan survei terkait wacana pengusungan Jokowi sebagai cagub di Pilkada DKI Jakarta. Ternyata, Jokowi mendapat dukungan berarti dari responden.
Luhut diketahui sering mengundang Jokowi datang ke lantai 17 gedung Wisma Bakrie 2 Jalan HR Rasuna Said yang merupakan kantor PT Toba Bara Sejahtera, perusahaan yang didirikan Luhut bersama beberapa pensiunan jenderal TNI. Dalam setiang kesempatan datang ke kantor Luhut, mereka berdiskusi dengan para pensiunan jenderal kolega Luhut, antara lain Jend (Purn) Fachrul Razi mantan Wakil Panglima TNI , mantan Sekjen Dephan Jend (Purn) Jhoni Lumintang, mantan Kodiklat TNI Letjen TNI (Purn) Sumardi, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Mayjen TNI (Purn) Zaenal Abidin, mantan Ka BAIS Mayjen (Purn) Ansyori Tadjudin. Jadi sebenarnya, Jokowi ini sudah lama dipersiapkan menjadi ‘proxy’ sejumlah mantan jenderal yang ingin berkuasa melalui Jokowi.
Bagaimana keterlibatan James Riady, Edward dan Edwin Suryawidjaja, Hartono, Antony Salim, Tommy Winata dan hampir seluruh konglomerat tionghoa, serta peran strategis Stanley Berhard Greenberg sang ahli pollster dan konsultan politik nomor satu dunia dalam pemenangan Jokowi pada pilkada DKI Jakarta dan dukungan penuh mereka terhadap Jokowi sebagai capres pilpres 2014.
Benang merah keterlibatan Robert Budi Hartono (pemilik grup usaha Bank BCA dan Rokok Djarum, keluarga terkaya No. 1 di Indonesia versi majalah Forbes) dan keluarganya (Viktor, Martin dan Armand Hartono) dalam mendukung Joko Widodo menjadi capres boneka terlihat jelas pada kolusi antara Jokowi dengan salah satu perusahaan PT Loka Niaga Adipermata (salah satu perusahaan milik keluarga Hartono) di proyek pengadaan reklame Videotron Manahan, Solo, pada tahun 2008 lalu.



Surat dari PT Loka Niaga Adipermata (LNA) kepad Walikota Solo Joko Widod pada tanggal 15 Desember 2008 tentang permohonan kesediaan LNA mengikuti lelang proyek Reklame Videotron langsung diberi disposisi oleh Jokowi untuk segera dijawab dan diberi atensi khusus oleh Kadispenda Solo Budi Suharta. Dan pada tanggal 19 Desember 2008, Kadispenda Solo mengirim surat balasan kepada LNA perihal Rekomendasi Untuk LNA didaftarkan sebagai Peserta Lelang Terdaftar pada Pemerintah Kota Solo.
Kolusi Jokowi dan Hartono (LNA) itu menghasilkan keputusan LNA sebagai satu – satunya peserta lelang VIDEOTRON dan dinyatakan sebagai pemenang lelang, dengan melanggar semua aturan perundang – undangan yang berlaku.
Bukti kedua keterlibatan keluarga Hartono dalam penggalangan dukungan terhadap Jokowi sebagai presiden boneka, terlihat pada saat Pilkada gubernur DKI Jakarta di mana staf Hartono di Bank BCA yaitu Kevin Wu bersama Benny Chandra Ketua Persatuan Tionghoa Indonesia, Lia Angraeni utusan Antoni Salim (Indofood / Salim Grup), Jhonny Liem Ketua Asosiasi Pengusaha Elektronik Indonesia, Hermawi Taslim, Rudi Hartono dan sekitar 50 pengusaha cina Indonesia, pada 15 September 2012 berkumpul di Panini Cafe, Kuningan, Jakarta Selatan dalam rangka penggalangan dana tambahan untuk pemenangan Jokowi pada Pilkada Gubernur DKI Jakarta.
Pertemuan ini adalah pertemuan ketiga, setelah sebelumnya mereka juga berkumpul dan telah mengumpulkan uang ratusan miliar rupiah untuk membantu pemenangan Jokowi.
Muchtar Riady, James Riady, John Riady (Keluarga besar Riady)
Keterlibatan keluarga besar Riady pendiri dan pemilik Grup Lippo dan Grup First Media pada rencana menjadikan Joko Widodo sebagai capres boneka berawal dari permintaan Luhut Panjaitan cs kepada James Riady untuk mempertimbangkan Jokowi sebagai calon presiden yang dapat didukung karena profil Jokowi sangat sempurna dalam memperjuangkan kepentingan mereka terkait pengembangan bisnis, politik dan agama (kristen) di Indonesia. Jokowi yang tidak memiliki nasionalisme dan patriotisme akan mudah dijadikan boneka bagi para konglomerat dan mafia cina.

Peran James Riady sangat penting karena status James Riady sebagai agen intelijen China (sama seperti Ayahnya : Muchtar Riady), dan sekaligus merupakan teman karib Bill Clinton (mantan presiden AS) serta anggota paguyuban elit Arkansas Connection, di mana Bill dan Hilary Clinton sebagai tokoh utamanya di samping beberapa elit politik AS, seperti John Kerry (Menlu AS), Rahm Emmanuel (Kepala Staf Gedung Putih) Stanley Berhard Greenberg (konsultan politik nomor 1 dunia) dan lain lain sebagai anggota Arkansas Connection.


Keberhasilan Luhut Panjaitan dan Hendropriono menarik James Riady menjadi pendukung utama Jokowi memberikan kekuatan yang luar biasa untuk mewujudkan tujuan mereka : Jokowi sebagai capres boneka.
Melalui James Riady, Stanley Bernhard Greenberg dapat dilibatkan menjadi konsultan politik Jokowi. Greenberg adalah konsultan politik, ahli strategi dan pollster nomor wahid dunia. Berkat polesan Greenberg, Jokowi dapat diorbitkan menjadi ‘tokoh hebat’ dengan merekayasa sejumlah pemberitaan tentang Jokowi di jaringan media internasional dan memanipulasi aneka ragam penghargaan – penghargaan fiktif untuk Jokowi.
Greenberg merancang dan mengatur skenario untuk menciptakan persepsi publik bahwa Jokowi adalah tokoh hebat luar biasa dalam waktu singkat. Pembuatan film berjudul Sukarno dan Jokowi juga dimaksudkan untuk membangun pencitraan hebat tentang diri Jokowi, dan sebaliknya menghancurkan citra Bung Karno. Di film Sukarno, digambarkan Bung Karno seperti seorang mata keranjang, play boy dan berjiwa lemah. Jokowi direkayasa agar muncul dan mencuat menjadi ikon politik baru menggantikan Bung Karno.
Mengenai biaya untuk pencitraan dan popularitas palsu Jokowi, para konglomerat cina Indonesia termasuk para konglomerat koruptor BLBI dan buronan Pemerintah RI. Konglomerat – konglomerat koruptor BLBI di Singapura telah menyumbang untuk pemenangan pilkada DKI sebesar US$ 50 juta (Rp 600 miliar) dalam dua tahap. Dilanjutkan pengumpulan dana besar – besaran untuk mendukung pemenangan Jokowi dalam pilpres 2014.
Luhut Panjaitan cs juga berhasil menarik keluarga Suryawidjaya (mantan orang terkaya nomor 2 di Indonesia) untuk bergabung bersama mereka mendukung capres boneka Jokowi. Keberhasilan ini sangat berarti karena ada jaminan logistik (uang, jaringan bisnis dan media.
Tidak kalah penting adalah bergabungnya Sang Taipan, Toako (Kakak Besar) para konglomerat cina Indonesia yakni Antoni Salim (putra Liem Sioe Liong, Salim Grup, mantan konglomerat terkaya Nomor 1 di Indonesia).
Sinergi hampir seluruh kekuatan politik dan bisnis komunitas cina Indonesia membuat Jokowi saat itu dijuluki “unstoppable man”. ini juga yang akhirnya, dengan bantuan James Riady agen intelijen China, mengantarkan PDIP bekerjasama dengan Partai Komunis China (PKC) melalui program studi banding ke China dalam rangka belajar dan merevitalisasi ideologi komunis dan persiapan pendirian sekolah partai di Indonesia. Puluhan elit PDIP belajar ke PKC China dalam tiga gelombang tahapan, sebelum akhirnya dihentikan karena terbongkar ke publik dan mendapat banyak kecaman dari rakyat Indonesia yang anti Komunis.
Kolaborasi komunitas cina Indonesia kemudian menjadi hampir sempurna ketika kelompok bisnis dan jaringan Tommy Winata juga bergabung dengan komunitas cina ini, mendukung rencana besar konspirasi global menjadikan Joko Widodo sebagai capres boneka mereka di Indonesia.
Unsur – unsur yang bersatu dalam konspirasi global untuk menguasai Indonesia, selain PKC China, arkansas connection, juga terdapat China Connection Dunia yang menyatakan mendukung rencana Jokowi jadi presiden boneka. Salah satunya, adalah Thaksin Shinawarta mantan PM Thailand yang juga konglomerat keturunan cina terkaya di Thailand yang menyatakan dukungan kepada Jokowi melalui mantan penasihat politiknya Liem Siok Lan atau Justani, mantan aktivis ITB dan istri mayjen purn Suarip Kadi yang juga diketahui terkoneksi dengan CIA.
Rencana pengambilalihan kedaulatan Indonesia (neoimperalism) komunitas cina Indonesia dibantu oleh para anteknya yakni faksi komunis, kristen dan katolik di PDIP serta sejumlah jenderal tua ambisius serakah terhadap NKRI melalui Presiden Boneka Jokowi ini nyata – nyata membahayakan dan sangat mengkhawatirkan masa depan dan keselamatan negara Indonesia.
Secara ringkas, dapat dituangkan skema rencana mereka seperti gambar di bawah ini :
Tak kurang dari Menlu AS John Kerry, Menlu Inggris William Hague, Ketua Hubungan Dagang Indonesia – AS David R Greenberg dan Duta Besar Israel untuk Singapura Yeal Rubenstein, menunjukan dukungannya kepada Jokowi. Sementara itu, Dubes AS untuk Indonesia terus menerus mengamati perkembangan politik dan memberikan laporan ke Washington DC terkait rencana besar konspirasi global menjadikan Jokowi sebagai capres boneka.
Bagaimana dengan Australia? Melalui Hendropriyono mantan Ka BIN yang diketahui terkoneksi sangat erat dengan badan intelijen Australia, rencana mewujudkan Jokowi sebagai presiden boneka mendapat dukungan Australia. Kepentingan mereka terkait Jokowi adalah dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai negara sekuler dan mengikis Islam sebagai agama mayoritas sekaligus indentitas diri. Jokowi yang abangan dan tidak jelas keislamannya, dinilai sebagai sosok presiden boneka yang ideal.
Joko Widodo terpilih sebagai tokoh yang akan diorbitkan konspirasi global untuk menjadi presiden boneka dikarenakan profil dan karakter Jokowi sempurna dijadikan boneka. Jokowi diyakini setia dan bersedia sepenuhnya menjalankan dan mengamankan kepentingan negara – negara asing, kelompok pendukungnya dan para sponsonya bilamana dia terpilih menjadi presiden Indonesia.
Profile dan karakter Joko Widodo berdasarkan penilaian pihak Asing, Aseng dan Antek (konspirasi global) sebagai berikut :
Jokowi tidak memiliki sikap nasionalisme dan patriotisme
Jokowi tidak mempunyai jiwa dan semangat setia dan bela negara
Jokowi tidak punya visi dan misi terkait posisi dan sebagai jabatannya selaku pejabat negara
Jokowi telah terbukti sebagai sosok yang patuh, loyal, penurut dan bersedia menjalankan apa pun yang diarahkan oleh para pembina / mentornya, sejak tahun 2008 lalu
Jokowi merupakan aset yang sempurna bagi para sponsornya karena tidak memiliki intelektual yang tinggi, tidak punya visi terhadap negara
Jokowi bersuku Jawa yang secara tidak resmi dianggap sebagai syarat utama sebagai calon presiden RI
Jokowi merupakan tokoh sempurna untuk menjalankan skenario yang telah disiapkan oleh Stanley Benhard Greenberg
Jokowi tidak punya agenda atau kepentingan pribadi tersembunyi yang berbeda atau berlawanan dengan kepentingan para sponsor, pendukung dan donaturnya.
Jokowi merupakan wayang sempurna di mata para dalangnya
Bagaimana dengan tudingan bahwa Jokowi terlibat korupsi proyek pengadaan bus Trans Jakarta dan bus reguler tahun anggaran 2013 bernilai total Rp 1.5 triliun? Mari kita ungkap fakta – fakta hukumnya.
Hasil investigasi membuktikan bahwa Jokowi telah berbohong kepada rakyat Indonesia bahwa dirinya tidak mengenal Michael Bimo Putranto, pelaku utama korupsi proyek bus trans jakarta.
Bimo Putranto adalah putra mantan Walikota Solo Slamet Suryanto yang digantikan Jokowi pada 2005 lalu. Bimo Putranto adalah orang yang ditugaskan ayahnya walikota Slamet Suryanto dan Ketua PDIP Solo FX Rudyatmo untuk mencari figur calon walikota Solo pada saat menjelang pilkada Walikota Solo tahun 2004.
Status Slamet Suryanto sebagai tersangka korupsi dan FX Rudyatmo yang pemeluk Katolik, menjadi penghalang bagi kedua orang itu untuk maju sebagai calon walikota Solo pada 2005. Bimo Putranto ditugaskan mereka untuk mencari sosok calon walikota yang akan dijadikan boneka oleh kedua tokoh itu. Bimo berhasil menemukan Jokowi dan membawanya kepada Slamet Suryanto dan Rudyatmo.
Kebohongan Jokowi kepada rakyat mengenai keterkaitan dan hubungan eratnya dengan Bimo Putranto membuktikan bobroknya moral dan integritas Jokowi.
Fakta – fakta lain dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Michael Bimo Putranto pemilik perusahaan yang ditunjuk sebagai pemenang dalam lelang proyek pengadaan bus TJ tersebut adalah pengusaha baru dikenal di lingkungan pemda DKI Jakarta. Sebelum tahun 2012 tidak ada pejabat DKI Jakarta mengenal Bimo Putranto, apalagi sampai menjadi rekanan dan ditunjuk sebagai pemenang lelang proyek pengadaan di Pemda DKI Jakarta.
  2. Berdasarkan kesaksian Udar Pristono mantan Kepala Dishub DKI Jakarta pada Berita Acara Pemeriksaan (BAP) disebutkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, pada tahun 2012 pernah memanggil Udar ke ruang kerja Gubernur. Setiba di ruang kerja Gubernur, Jokowi memperkenalkan Bimo Putranto kepada Udar. Selanjutnya, Udar diminta bantuannya oleh Jokowi untuk mengamankan kepentingan Bimo Putranto yang terkait dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
  3. Joko Widodo pada hari Senin, tanggal 23 Desember 2013 mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dalam rangka menyambut kedatangan 86 Bus Impor ex China, yang merupakan bagian dari total 657 unit Bus Impor dari China yang dipesan oleh Bimo Putranto, sahabat dekat dan timses Jokowi sejak di Solo dulu.
  4. Jokowi selaku Gubernur Jakarta pro aktif terlibat dalam permohonan pembebasan bea masuk dan penghapusan pajak penjualan barang mewah atas 656 bus (310 unit bus untuk Trans Jakarata dan 346 unit Bus Reguler) hingga nol persen, yang diajukan Jokowi secara resmi ke Menteri Keuangan.
  5. PT Ifani Dewi yang direkomendasikan Jokowi untuk ditunjuk sebagai pemenang lelang pengadaan bus TJ dan Reguler ternyata adalah perusahaan fiktif. menurut informasi yang diperoleh dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), PT Ifani Dewi tercatat memiliki alamat di Jalan Tebet Barat Dalam Raya Nomor 153 A, Jakarta Selatan. Saat dilakukan pencarian langsung ke lapangan, ternyata nomor 153 A tidak tercatat di wilayah Jalan Tebet Barat Dalam Raya. Ketika akhirnya ditemukan, kantor PT Ifani Dewi hanya berupa bangunan kecil dihuni dua orang pegawai.
Berdasarkan perkembangan pelaksanaan lelang, ada lima perusahaan yang menjadi pemenang, yakni :
  1. PT Korindo Motor dengan pabrikan China Yutong Bus, nilai kontrak Rp 113,856 miliar yang menggunakan nomor bus TJ 01-30.
  • PT Ifani Dewi dengan pabrikan China Ankai, nilai kontrak Rp 110,520 miliar dengan nomer TJ 31-60
  • PT Saptaguna Dayaprima dengan pabrikan China Ankai, nilai kontrak Rp 108,745 miliar Nomor bus TJ 61-90.
  • PT Mobilindo Armada dengan pabrikan China Zhongthong Bus, nilai kontrak Rp 110,265 miliar
  • PT Putriasi Utama Sari dengan pabrikan China BCIBus, nilai kontrak Rp 40,536 miliar.
Fakta Selanjutnya : Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, setiap proyek yang bernilai di atas Rp 100 miliar harus diketahui dan ditandatangani gubernur.
Sementara itu, Michael Bimo Putro diketahui sebagai importir Bus yang didatangkan dari China tersebut, dan merupakan salah satu dari perusahaan pemasok bus kepada lima perusahaan yang telah ditetapkan sebagai pemenang lelang di Dishub DKI Jakarta.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, Michael Bimo Putranto pernah mewakili Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menghadiri seminar tentang penerapan sistem bus rapid transit(BRT) di Guangzhou, China, 31 Oktober-3 November 2013.
Menurut Tigor, Bimo Putranto merupakan pria yang dekat dengan Jokowi. Ia merupakan makelar proyek pengadaan bus berkarat transjakarta. Berdasarkan pengakuan Bimo dan Udar Pristono, Bimo disebutkan sebagau utusan Gubernur Jokowi dan kenal dekat Pak Jokowi.
Sebelumnya, Bimo memang mengakui jika ia pernah berkunjung ke China menjelang akhir tahun lalu. Namun, kunjungan tersebut bukan dalam rangka berkunjung ke pabrik bus Ankai di Hefei. Ankai merupakan produsen bus transjakarta yang terletak di Hefei, Provinsi Anhui.
Bimo Putranto disebut – sebut telah memberikan mahar dan fee pada PDIP, tim sosial media pro Jokowi dan putra sulung Jokowi, total sebesar Rp 40 miliar.
Meski demikian, hingga saat ini baru empat pelaku korupsi yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh kejaksaan agung. Joko Widodo, Bimo Putranto dan putra Jokowi, Gibran Rakabuming belum ditetapkan sebagai tersangka. Diduga karena terkait agenda pilpres pada bulan Juli 2014 mendatang.
Bimo Putranto juga adalah Ketua Pasoepati, sebuah ormas preman di Solo yang memiliki keterkaitan erat secara ideologis dengan Batalion Pasoepati, yang merupakan batolion desertir TNI pada paska rasionalisasi TNI tahun 1950an. Batolion Pasoepati lari dan bersembunyi ke pegunungan sekitar kawasan Boyolali, Jawa Tengah setelah gagal menyerang markas Kodam Diponegoro. Batalion ini kemudian menjelma menjadi Pasukan Tentara Merah yang menjadi kekuatan inti PKI dan pelatih militer kader – kader PKI, terutama di Klaten, Solo dan Boyolali atau kawasan segitigas basis PKI.
Keterkaitan Jokowi Dengan PKI
Benang merah hubungan Jokowi dengan partai terlarang PKI tidak semata – mata keterkaitan eratnya dengan Bimo Putranto Presiden Pasoepati, atau koneksi Jokowi dengan Hoo Hap, sebuah organisasi cina komunis Solo (secara resmi Hoo Hap menamakan dirinya dengan Orman PMS – Perkumpulan Masyarakat Surakarta), tetapi lebih dari itu.
Karakter dan perilaku Jokowi yang menghalalkan segala cara, berbohong, memalsukan jati diri dan buku nikahnya, memfitnah, menyamar, bahkan menjiplak tulisan orang lain, membuktikan Jokowi tidak peduli dengan moralitas dan integritas. Cara – cara Jokowi ini mirip dengan modus atau gaya para tokoh PKI dulu.
Jokowi patut diduga adalah anak tokoh PKI. Misteri menutup – nutupi siapa ayah kandung Jokowi sebenarnya dan pengamatan intensif terhadap Sudjiatmi, ibu Jokowi, menghasilkan kesimpulan bahwa Jokowi telah berbohong dan berusaha keras agar rakyat tidak mengetahui latar belakang dirinya dan orang tuanya.
Sudjiatmi, ibu Jokowi berasal dari dusun Gumukrejo, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, yang dikenal sebagai daerah basis terkuat PKI era tahun 1955 – 1966. Karakter yang ditunjukan oleh ibu Jokowi, Sudjiatmi bukanlah karakter ibu rumah tangga miskin yang tidak tahu apa – apa, sebagaimana diakui Jokowi selama ini, melainkan karakter seorang wanita aktifis. Siapa sebenarnya Sudjiatmi ini?
Apakah mungkin seorang ibu rumah tangga biasa, mampu mengerahkan dan menggerakan 3000 massa rakyat Boyolali untuk pawai napak tilas Boyolali – Giriroto pada awal Juni 2014 lalu ?
Apa mungkin seorang ibu rumah tangga biasa, seorang janda berusia 70 tahun mampu lancar berpidato di hadapan ribuan massa dengan gaya berapi – api mengobarkan semangat massa seperti layaknya seorang orator ulung ?
Apa mungkin dari mulut wanita biasa muncul kalimat – kalimat tidak biasa seperti :
“Saya bertekad akan gerilya keliling Indonesia untuk memenangkan Jokowi pada pilpres 2014″
“Saya percaya Jokowi pasti menang terpilih jadi presiden karena Jokowi adalah wahyu tuhan”
“Saya dan keluarga saya berasal dari Giriroto, Ngemplak Boyolali. Dari sini semangat dan jiwa perjuangan untuk kemenangan Jokowi sebagai presiden digelorakan !”
Siapa kau sebenarnya Jokowi ?
(Bagian akhir dari artikel panjang berjudul Siapa Kau Sebenarnya Jokowi ? /02 Senin Jun 2014 Posted by Ronin Samurai, http://yudisamara.com).


Tags: #TommyWinata #TomyWinata #TomiWinata

No comments:

Post a Comment