Nama besarnya di lingkungan pelaku bisnis tanah air, menjadikan pria kelahiran Pontianak ini cukup dekat dengan petinggi negeri ini. Terlepas dari pelbagai rumor yang menyelimuti kerjaan bisnisnya, Tommy bisa dibilang cukup sukses dan terus berambisi melebarkan sayap bisnisnya dengan menggarap pelbagai megaproyek. Beberapa megaproyek bakal digarap perusahaan-perusahaan Tommy Winata . Merdeka.com mencoba merangkum empat proyek besar yang masuk dalam daftar bisnis Tommy Winata di masa mendatang. Berikut paparannya.
1. Jembatan Selat Sunda
Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda menunjuk PT Graha Banten Lampung Sejahtera sebagai pelaksana studi kelayakan megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS). PTGBLS merupakan gabungan konsorsium pemerintah dan swasta. Di dalamnya ada BUMD Pemprov Banteng dan Lampung serta PT Bangungraha Sejahtera Mulia yang mewakili perusahaan swasta. PT Bangungraha Sejahtera Mulia merupakan perusahaan berbendera Grup Artha Graha.
Berdasarkan pasal 21 dalam aturan itu, dibentuk konsorsium pemerintah Banten dan Lampung bersama Artha Graha Group melalui PT Bangungraha Sejahtera Mulia. Perusahaan dikuasai sahamnya oleh Tomy, diberikan hak perencanaan, studi kelayakan, dan desain dasar, mungkin menjadi pemenang tender jika tidak ada yang menawar lebih rendah. Direktur Artha Graha Network Wisnu Tjandra menuturkan, pihaknya ngotot bakal membangun proyek yang disebut-sebut bernilai Rp 100 triliun tersebut. "Kami bersama pemerintah provinsi Banten dan Lampung mulai menggagas pembangunan JSS sejak 2002. Kami mulai menggagas JSS saat masyarakat dan pemerintah masih sangat skeptis dan menganggap JSS hanya sebuah proyek mimpi," ujar Wisnu Tjandra. Belakangan pemerintah meminta konsorsium GBLS untuk menggandeng konsorsium BUMN untuk studi kelayakan JSS. Namun, proyek yang diharapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa dimulai pengerjaannya pada 2014 ini dipastikan molor. Sebab, studi kelayakan proyek ini belum rampung.
2. Giant Sea Wall
Perusahaan milik Tommy Winata mengincar proyek milik Pemprov DKI Jakarta, Giant Sea Wall (GSW). PT. Bangun Graha Sejahtera Mulia (BSM) sudah melakukan penawaran ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi. "Itu yang nangani PT BSM, salah satu perusahaan yang di dalam PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS). Itu masih minat saja mau nanganin, punya konsep," ujar Direktur PT. GBLS, Winarjono, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (15/11). Menurutnya, proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) dan GSW memiliki kemiripan penggunaan teknologi. Atas alasan itu, maka BSM yakin mampu mengerjakannya. "Kemarin baru sounding tapi karakteristiknya mirip-mirip lah hidro engineering, hampir sama. Kalau itu dapet itu juga bisa fokus kesitu, JSS tetep," jelasnya.
3. Gedung tertinggi di Indonesia
Tomy Winata sudah lama berencana membuat sebuah gedung tertinggi di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, dia berambisi menjadikan gedung ini sebagai yang tertinggi nomor 5 di dunia. Tomy disebut-sebut akan membangun gedung Signature Tower di kawasan bisnis ibu kota yakni SCBD. Diperkirakan, untuk membangun gedung ini, Tomy harus menggelontorkan dana USD 1 miliar atau sekitar Rp 9 triliun. Tinggi Signature Tower diprediksi mencapai 638 meter yang terdiri dari 111 lantai.
4. Reklamasi Teluk Benoa
Di bawah bendera Grup Artha Graha, PT Tirta Wahana Bali Internasional berencana ikut serta dalam proyek reklamasi Teluk Benoa, Bali seluas 838 hektar. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan milik Tomy Winata ini dikabarkan bakal menyiapkan Rp 30 triliun. Secara garis besar, Teluk Benoa akan disulap menjadi pulau-pulau kecil yang terbagi dalam tiga area. Sebagian besar akan dimanfaatkan menjadi culture park atau theme park. Disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat Bali.Teluk Benoa juga direncanakan dibangun sebagai sarana pendukung pariwisata. Namun, reklamasi Teluk Benoa mendapat penolakan keras dari pegiat dan aktivis peduli lingkungan serta kalangan musisi dan masyarakat Bali.
No comments:
Post a Comment